Kalammedia.net – Malang, Nasib miris dialami Nur Saguwanto (19). Salah satu suporter Arema FC ini menjadi korban dalam Tragedi Kanjuruhan. Ia harus menerima nasibnya mengalami kaki patah hingga wajahnya melepuh. Saat ini, ia masih merasakan sesak akibat sisa gas air mata dalam tubuhnya.
Ada 131 korban yang meninggal dunia dalam Tragedi Kanjuruhan ini. Lalu, ratusan korban mengalami luka ringan hingga berat.
Kepada detikJatim, ia bersyukur selamat dari tragedi itu. Meskipun, warga Jalan Karsidi RT 2/RW 3 Desa Tegalsari, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, ini masih tergolek lemas di tempat tidur rumahnya.
Saguwanto mengalami luka patah pada kaki kirinya. Selain itu, bagian wajahnya melepuh dan kedua matanya bengkak.
Ada bekas sisa gas air mata di dalam tubuhnya. Sehingga saat bernafas, Saguwanto mengaku sedikit berat dan sesak.
Saguwanto bercerita, ia menonton laga Arema FC vs Persebaya di Tribun 11. Usai pertandingan bubar, dia melihat beberapa penonton turun ke lapangan.
“Tiba-tiba ada tembakan gas air mata di tempat saya duduk. Setelah itu saya nggak ingat lagi,” kenangnya saat ditemui wartawan di rumahnya, Kamis (6/10/2022).
Pemuda yang baru lulus SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi ini mengaku masih trauma setelah melewati tragedi kelam menewaskan 131 orang itu.
“Saya baru sadar ketika hari Minggu pagi. Tahu-tahu sudah ada di RSUD Kanjuruhan. Mau telepon keluarga nggak bisa, karena pandangan mata kabur,” tuturnya.
Dalam kondisi sendirian tergeletak di rumah sakit, Saguwanto hanya bisa menangis. Kesedihan Saguwanto baru terhenti setelah keluarga datang ke rumah sakit.
Sementara ibu korban, Dewi Fitri (38) mengaku dirinya sempat panik karena anaknya tidak ditemukan di semua rumah sakit.
“Kami semua panik, karena anak saya dicari ke semua rumah sakit tidak ada. Baru Minggu pagi ketemu,” kata Ny Dewi Fitri.
Meski kondisinya cukup parah, Saguwanto akhirnya diperbolehkan pulang setelah mendapatkan penanganan medis. Ini karena ruangan tempat perawatan penuh sesak.
“Akhirnya anak saya dipulangkan. Saya bawa ke rumah, manggil bidan desa untuk membantu memasangkan infus dan merawat langsung,” ujarnya.
Sumber : Detikcom