Landasan.id – Banjarmasin – Pemerintah terus meningkatkan konektivitas antar pusat pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah. Selain pembangunan jalan tol, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga melakukan pembangunan dan pemeliharaan jalan arteri nasional. salah satunya adalah pemeliharaan/preservasi ruas Jalan Bypass Banjarmasin, tepatnya di Simpang Handil Bakti (Simpang Serapat)-KM 17 Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan konektivitas antar wilayah diperlukan agar mobilitas barang, jasa, dan manusia lebih efisien. “Dengan konektivitas yang semakin lancar akan membantu proses percepatan pembangunan di wilayah tersebut,” kata Menteri Basuki.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalsel Syauqi Kamal mengatakan tujuan pemeliharaan jalan ini adalah untuk mejaga kemantapan kondisi jalan sehingga biaya logistik dapat ditekan. Jalan Simpang Handil Bakti-KM 17 merupakan jalur logistik yang menghubungkan Kalsel dengan Kalteng atau Kaltim, khususnya layanan Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin.
“Bypass Banjarmasin termasuk jalur penting untuk logistik di Kalimantan. Jalan ini dikhususnya untuk angkutan logistik yang menghubungkan Pelabuhan Trisakti, bahkan kendaraan berat yang melintas banyak dari Sampit, Kalteng,” kata Syauqi Kamal.
Paket pekerjaan preservasi Jalan Simpang Handil Bakti (Simpang Serapat)-KM 17 sesuai kontrak mulai dikerjakan pada 16 November 2020 dengan target selesai Desember 2022. Pekerjaan konstruksi dilakukan oleh kontraktor PT Wijaya Karya- PT Pandji dengan konsultan pengawas PT Winsolusi Konsultan-PT Nusvey-PT Wira Widyatama.
“Saat ini progres pekerjaan mengalami deviasi positif, melebihi rencana. Hingga pertengahan Oktober 2022 sudah mencapai 94,59% sehingga kami optimis bisa selesai sesuai target di akhir Desember 2022,” kata Syauqi Kamal.
Pada saat pekerjaan preservasi, Jalan Bypass Banjarmasin sempat mengalami kerusakan parah akibat terendam banjir pada Januari 2022 lalu. Banjir yang merendam jalan selama satu bulan ditambah beban lalu lintas kendaraan berat yang masih melintasi tersebut memperparah kerusakan jalan.
Vitalnya ruas jalan nasional tersebut terhadap aktivitas perekomomian di Kalsel, sehingga BPJN Kalsel memprioritaskan penanganan dengan melalukan redesain. Anggaran pekerjaan preservasi Jalan Bypass Banjarmasin yang sebelumnya senilai Rp174,6 miliar disesuaikan menjadi Rp191,8 miliar bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tahun anggaran 2020-2022.
Anggaran tersebut digunakan untuk pekerjaan jalan sepanjang 27 km yang terdiri dari rehabilitasi mayor sepanjang 419 meter, rehabilitasi minor sepanjang 3,2 km, rekonstruksi sepanjang 10 km, peningkatan struktur tanpa penutup sepanjang 2,07 Km, dan pelebaran jalan menuju standar sepanjang 11,3 km.
BPJN Kalsel juga melakukan terobosan dengan memancang Cerucuk Galam dari kayu pohon Galam sepanjang 4,7 meter dengan jarak 25 cm sebagai pondasi konstruksi jalan mengingat kondisi jalan yang berada di lahan gambut dengan kandungan muka air cukup tinggi. Kayu pohon Galam banyak tumbuh di area gambut Banjarmasin dan menjadi teknologi kearifan lokal sebagai pondasi bangunan.
“Cerucuk Galam kita tanam di bawah, lalu kita lapisi dengan timbunan dan geotextile. Kita juga melakukan peninggian permukaan jalan di sejumlah titik, menambah seluran drainase serta memaksimalkan aliran sungai yang terdekat untuk mengurangi potensi kembali terendam banjir,” kata Syauqi Kamal.
Syauqi Kamal berharap dengan pekerjaan preservasi Jalan Bypass Banjarmasin dapat mejaga kemantapan kondisi jalan sehingga memperlancar distribusi logistik dari dan menuju Pelabuhan Trisakti. Dengan efisiensi biaya transportasi ini, diharapkan akan meningkatkan daya saing komoditas yang diangkut.
Sumber : Kementerian PUPR