Sebulan Perang Israel-Hamas: 10 Ribu Tewas hingga RS di Gaza Kolaps

Pasukan Israel serbu Jalur Gaza. (via REUTERS/IDF)

Landasan.id – Jakarta -Pasukan Israel dan milisi di Palestina, Hamas, berperang sejak 7 Oktober hingga sekarang. Imbas pertempuran ini, puluhan ribu orang dari dua negara itu tewas.

Komunitas dan organisasi internasional ramai-ramai menyerukan gencatan senjata sesegera mungkin. Namun, seruan tersebut belum terlaksana hingga saat ini.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga berulang kali mengingatkan soal bencana kemanusiaan jika perang terus berlanjut.

Korban tewas capai 10 ribu warga Palestina

Menurut laporan Al Jazeera, korban tewas imbas serangan Israel di Gaza mencapai 10.022.

Dari jumlah tersebut, 4.104 di antaranya merupakan anak-anak.

Israel tak hanya menggempur Gaza, tetapi mereka juga menyerang Tepi Barat. Imbas serangan itu, 152 orang tewas.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina juga menyatakan korban luka imbas perang ini mencapai 25.408.

Sementara itu, korban tewas akibat serangan Hamas ke Israel lebih dari 1.400 jiwa.
Sebanyak 1,5 juta orang mengungsi

PBB menyatakan bahwa lebih dari 1,5 juta orang, atau lebih dari separuh populasi Gaza, telah mengungsi.
Banyak RS kolaps

Hanya 19 rumah sakit di Gaza yang saat ini masih beroperasi. Sekitar 16 RS lainnya terpaksa menghentikan operasi karena jumlah orang yang meningkat dan kehabisan bahan bakar.

Sejumlah rumah sakit seperti Al Awda dan Al Quds juga dilaporkan bisa berhenti operasi karena kehabisan bahan bakar.

Bahan bakar minyak (BBM) tak bisa memasuki Gaza lantaran Israel memblokade total wilayah itu. Mereka juga takut BBM ini akan disalahgunakan Hamas.
Milisi di wilayah lain serang Israel

Milisi yang berbasis di Yaman, Houthi, mengklaim bahwa mereka meluncurkan drone baru yang menargetkan wilayah Israel, demikian dikutip Al Jazeera, Selasa.

Anggota Houthi juga menyatakan target drone itu “spesifik dan sensitif.” Namun, dia tak menyebut lokasi pasti sasaran milisi ini.

Houthi telah meluncurkan rudal dan drone ke Israel selama perang pasukan Zionis dan Hamas pecah.

Tak hanya Houthi, milisi di Lebanon selatan Hizbullah juga melancarkan serangan ke Israel.

Hizbullah menyatakan ingin membantu dan memenangkan Hamas di pertempuran kali ini.
DK PBB gagal keluarkan resolusi

Dewan Keamanan PBB, yang salah satu tugasnya menjaga perdamaian dunia, panen kritik usai gagal mengeluarkan pernyataan bersama atau resolusi terkait perang Hamas-Israel.

Sejumlah negara seperti Brasil, Rusia, dan Amerika Serikat sempat mengajukan draf resolusi untuk menyelesaikan masalah di Gaza.

Draf resolusi AS berisi cara mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza. Mereka juga mencantumkan frasa bahwa Israel berhak membela diri dan mengecam serangan Hamas ke Israel.

PBB lalu menggelar pemungutan suara terhadap resolusi itu. Hasilnya, Uni Emirat Arab memberi suara menolak, 10 anggota lain mendukung, dan Brasil serta Mozambik memilih abstain.

Rusia dan China kemudian memveto resolusi tersebut. Untuk bisa dirilis, resolusi harus mengantongi persetujuan setidaknya sembilan dari 15 anggota DK PBB dan tanpa ada anggota yang veto.

Rusia juga sempat mengajukan resolusi untuk menyelesaikan konflik antara Israel dan Hamas.

Mereka mengusulkan draf resolusi singkat berisi gencatan senjata segera, pembebasan sandera, dan pemberian bantuan kemanusiaan.

Namun hanya lima dari 15 negara anggota DK PBB yang setuju. Empat negara lain yakni Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jepang menolak. Sementara enam negara abstain yakni Albania, Brasil, Ekuador, Ghana, Malta, dan Swiss.

Banyak komunitas dan organisasi internasional lain yang murka dengan DK PBB. Beberapa di antara mereka mengkritik unit itu gagal menjalankan fungsi dan lebih mengutamakan kepentingan politik.

Sumber : CNN indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *