Foto: Forrest Li (Reuters/Brendan McDermid)

Landasan.id – Jakarta, Kabar induk perusahaan e-commerce Shopee, yakni Sea Ltd yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, masih menjadi topik hangat. Hal itu mengingat PHK dilakukan di beberapa negara wilayah operasi mereka.

Adapun, pendiri dan CEO SEA Ltd Forrest Li pernah menyandang predikat orang terkaya di Singapura dengan harta kekayaan mencapai US$ 22 miliar atau setara Rp 319 triliun.

Namun kini, berdasarkan Bloomberg Billionaires Index, kekayaan Li tinggal US$ 4,7 miliar (Rp 68,15 triliun). Artinya kekayaannya telah menyusut sebesar Rp 250,85 triliun.

Hal tersebut imbas dari anjloknya harga saham SEA di bursa Amerika serikat yang membuat kapitalisasi pasar perusahaan sebesar US$ 1 triliun hilang yang akhirnya berdampak pada kekayaannya. Sentimennya mulai dari penutupan operasi Shopee di India dan Prancis hingga laporan keuangan yang mengecewakan.

Pada kuartal pertama tahun lalu, Sea juga melaporkan kerugian bersih yang membengkak. Hal itu disebabkan karena perusahaan sedang mempercepat ekspansinya.

Penurunan kekayaan Forrest Li ini menunjukkan kerentanan saham sektor teknologi. Peningkatan pesat kekayaan ini ditopang meningkatnya oleh tingginya permintaan untuk layanan perusahaan seperti e-commerce Shopee dan gim Garena selama pandemi.

Namun ternyata ada ancaman perang Ukraina dan Rusia, serta kenaikan suku bunga acuan karena bank sentral akan berusaha untuk mengendalikan inflasi yang sudah naik.

“SEA akan menghadapi tantangan yang meningkat pada tahun 2022,” kata Managing Director Blue Lotus Capital, Shawn Yang.

Channel News Asia melaporkan perwakilan Sea menolak untuk berkomentar untuk masalah ini.

Penurunan kekayaan bos perusahaan teknologi bukan hanya terjadi pada Forrest Li saja. Ada bos Zoom, Eric Yuan kehilangan kekayaan US$ 4,4 miliar serta Jeff Bezos pendiri Amazon yang penurunan kekayaan menjadi US$ 58 miliar.

Sumber : CNBC Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *