Pelajar RI Korban Gempa Turki M7,8: Apartemen Ambruk, Ngungsi ke Kampus

Foto: Apartemen yang ditempati pela(Hammam Ishthifaulloh, Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Kahramanmaraş)

Landasan.id – Jakarta – Ada sekitar 60-an di pelajar Indonesia di Provinsi Kahramanmaraş pusat gempa Turki M7,8. 50 Pelajar di antaranya di Kota Kahramanmaraş yang terdampak gempa paling parah. Apartemen yang ditempati beberapa mahasiswa Indonesia bahkan runtuh, dan mereka harus mengungsi ke kampus.
Adalah Hammam Ishthifaulloh, Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Kahramanmaraş yang mengalaminya. Hammam mengatakan 1 apartemen yang dihuni 4 mahasiswa Indonesia runtuh.

“Kebetulan apartemen saya sendiri yang runtuh. Saat itu saya berdua dengan teman saya, dua orang lagi sedang di rumah teman. Teman saya kan matanya minus, nggak sempat bawa kaca mata, jadi saat lari kena reruntuhan apartemen, posisi di luar juga hujan, dingin karena sedang musim salju. Baru sejaman ada ambulans yang membantu mengangkut ke rumah sakit,” tutur Hammam saat dikontak detikEdu, Selasa (7/2/2023).

Kondisi teman Hammam yang tertimpa reruntuhan mengalami luka ringan, lecet dan memar. Setelah temannya mendapat perawatan di rumah sakit, mereka memutuskan mengungsi ke kampus karena apartemennya ambruk.

“Ini sudah pulang ke kampus, karena teman saya dan saya nggak betah di rumah sakit karena melihat banyak darah,” tutur pria asal Kota Semarang, Jawa Tengah ini.

Kini Hammam dan sejumlah pelajar Indonesia lain harus bertahan dengan pakaian seadanya yang menempel di badan, juga minus makanan dan obat-obatan. Di kampus Kahramanmaraş Sütçü İmam Üniversitesi tempat Hammam mengungsi, bantuan disediakan seadanya bersama orang-orang Turki setempat yang juga menjadi korban.

“Logistik di kampus bukan tenda resmi dari pemerintah, ini orang-orang Turki yang inisiatif, belum ada bantuan pemerintah datang ke sini. Makan dari orang Turki, ikut mencari-cari makanan karena nggak ada bantuan. Sudah ditransfer dana oleh KBRI, tapi mau beli makanan di mana, nggak ada yang jual,” kata dia.

Listrik di kampus Hammam masih menyala, tapi untuk mengisi ulang baterai gawai seperti HP harus antre. Ini membuat pemakaian gawai sangat dihemat. Sedangkan tenda pengungsian yang difasilitasi pemerintah Turki, berada di pusat kota Kahramanmaraş, yang paling terdampak parah gempa Turki M7,8. Jarak dari kampus ke pusat kota Kahramanmaras mencapai puluhan kilometer.

“Teman-teman pelajar Indonesia di kampus ada 40-an orang, sedangkan di pengungsian pusat kota, pelajar Indonesia ada 9 orang,” tuturnya.

Kini, Hammam dan teman-teman pelajar Indonesia sedang menunggu tim evakuasi dari KBRI Ankara sambil bertahan dengan segala keterbatasan.

“KBRI Ankara tadi mengabari jam 5 (pagi) dari Ankara udah berangkat, belum tau nyampe sini jam berapa, mungkin jam 1 siang Waktu Turki. Di jalan arah ke kota banyak yang retak jalannya,” tandas dia.

Data terbaru Gempa Turki M7,8 pada Senin (6/2/2023) kemarin sudah menelan 4.300 korban jiwa, demikian dilansir detikNews. KBRI Ankara menerima permintaan evakuasi dari 104 WNI di Turki pascagempa M 7,8. Permintaan evakuasi terbanyak dari Gaziantep dan Kahramanmaras.

Dubes RI untuk Turki Lalu M Iqbal bersama tim KBRI Ankara menuju Gaziantep pada dini hari waktu setempat untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan tahap I dari pemerintah RI. Bantuan tersebut berupa 1 kontainer bahan makanan yang akan diserahkan ke Bulan Sabit Turki (Kizilay). Lalu menyampaikan dari Gazianteptim akan dibagi 4 kelompok untuk melakukan evakuasi WNI di Gaziantep, Hatay, dan Dyatrbakir.

“Para WNI akan dievakuasi ke Ankara untuk ditampung sementara dan dirawat di rumah sakit di Ankara bagi yang membutuhkan perawatan,” katanya

Sumber : detik.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *